Selasa, 17 Januari 2012

tahu petis: cara bolos sekola




Tahu petis: Cara bolos sekolah


                Karena bingung mau ngapain, daripada waktu luang hilang sia-sia, dengan ini aku menyatakan kemerdekaan untuk menulis. Hal-hal yang mengenai isi tulisan, akan ditulis secara absurd dan nggak jelas. Dan dalam cara penulisan yang se-enaknya. Atas nama catatantahupetis, tahu petis dot kom, hehe
                Hmm, darimana aku harus menulis?

                Lagi-lagi, edisi tahu petis kali ini akan membahas mengenai tips nyeleneh yang bakal berguna banget buat anak-anak muda. Kali ini aku bakal mengupas tuntas trik-trik untuk bolos sekolah yang bersumber dari pengalamanku yang nggak patut ditiru.
                Dahulu kala, ketika jaman SMA. Ada dua hal yang paling aku benci. Pertama adalah menunggu guru yang gak dateng-dateng, kedua adalah ngliatin guru yang nerangin sesuatu (orang” biasa menyebut “pelajaran”) dengan cara yang monotonistik. Nah, emang dasarnya aku anak yang sangat bermoral, maka aku mewakili seluruh angkatan SMA waktu ini usul, di waktu senggang istirahat.
                “Udahlah, kita bolos aja! Buat apa coba kita sekolah? Nah, nanti, Kan gurunya nggak ada. Kita cabut aja.” Ini lebih tepat dinamakan pidato, di depan pintu kelasku
                Memang di sini tempat kami sering berkunpul, di sudut lorong tepat di dean kelas. Kami satu angkatan biasa berkumpul di sini. Satu angkatan? Apa enggak terlalu banyak? Kalo kalian nanya gitu, maka aku bakal jawab, “Bahkan di kelasku Cuma ada 19 orang siswa, satu angkatan Cuma 58 anak!” Sentimentil
                Nah, sebagai sosok yang emang sinting, aku mempengaruhi setiap-tiap telinga yang nongkrong di sini... “Bagaimana? Yakinlah, nggak bakal dimarahin. Kan, kita bersama.” Ini adalah salah satu kebiasaan burukku sejak dulu, mengajak keburukan! Inget postinganku yang berjudul “Seri fakultair; gara-gara komting” ? Dicerita itu aku juga nulis kalau aku m=ngebujuk komting angkatan buat membangkang, hehe
                “Gila kamu, bagaimana jika kita diskors? Kamu mau bayarin sekolahku!"
                “Apa kamu yakin jika kita bakal diskors semua? Lalu siapa yang bakal sekolah?” Jawabku bijak, mengikuti gaya satu jarinya Pak Mario Teguh.
                “Kamu gila! Tapi ide bagus.” Sesuatu kata yang meyakinkan hampir seluruh anak, mengambil tas dan barang lain. Berkemas untuk pulang.
                Tepat, di saat bel masuk kelas mulai. Siang itu masih cukup panas untuk menyapu semangat kami cabut dari sekolah, tapi kami kan anak muda, selalu bersemangat. Ingat kata Kang Yana, “Konsep semangat, passion?” Nah, kami sebagai pemuda menerapkannya, tetap tegar buat bolos, hehe
Aku di depan memimpin para pasukan bolos ini. “Stop!”
Salah seorang temanku berkata, “Kenapa?”
“Ada kepala sekolah, tunggu dulu biar lewat..” Dan seakan-akan berpikir kami bakal ketangkep, aku yang bernama Riyan ini muncul ide.
“Lempar semua tas ke kelasnya adik kelas!” Yang namnya anak muda emang cepat, sigap, lugas. Lalu sebagian dari kami menyapa Pak kepala sekolah dengan wajah yang, SANGAT RAMAH. Baru sekali bahkan aku nyengir sambil nahan keringet! Sebagian dari kami nunduk ngumpet di balik tembok nungging-nungging kaya kepiting
“Sudah, aman.. “ Kami melanjutkan ekspedisi bolos ini. 
Sebelumnya telah ada dua rencana untuk menuntaskan kegiatan bolos ini, pertama adalah melewati pagar samping. Nah, cara ini paling banyak dipilih, karena memang tidak beresiko. 
Kedua, adalah lewat depan kantor guru. Ini cara terbodoh dan terceroboh, namun dengan tegasnya aku menegaskan, “Kita lewat depan saja, mau ada kantor guru atau apa aja, kita harus berani. Pasti bisa. ”
“Kamu gila, Ya?” Banyak temenku yang nentang dan sebagian langsung misahkabur lewat samping,
“Percaya aku..” Kataku, dan ternyata malah temenku 90 persen ngikutin cara ini! Hehe, aku jadi inget pemilihan komting, waktu itu, Kan nggak pada milih aku (baca: seri fakultair; pemilihan komting)
Dengan sisa semangat kami, di terik matahari. Kami berjalan dengan gagah berani. Membusungkan dada laksana kapiten pattimura. Tanpa keraguan dan tanpa mengendap-endap seperti tikus-tikus got, pelukisan ini lebih tepat bagi sebagian yang kabur lewat samping, pengecut
Dengan segala ketegasan, aku menyapa setiap guru yang aku jumpai. Bahkan Wakil kepala sekolah, “Assalamualaikum, Pak.” Sapaku padanya, tepat satu meter
“Lho, lho ini mau kemana?” Tanya dia , dari wajahnya keliatan banget kalo pak wakil ini heran setengah abad
“Kami mau bolos, Pak..” Kataku jujur sambil nyengir terkekeh sambil garuk-garuk kepala, & mempercepat jalan kami. 
pernah lihat lomba jalan cepat? Nah ini mirip. 
Karena kami anak muda, masih bertenaga kuda dan belum menjadi duda (hehe, peace). Tapi guruku nggak ada yang duda! Kami menang dalam kejar-kejaran konyol itu, si wakil kepala sekolah ngejar kami yang ikut-ikutan jalan cepat kayak lomba olimpiade. Dan karena di depan kami adalah satpam, bawa pentungan..
“Pak, itu anak-anak ditangkap. Suruh masuk.” Teriak pak wakil ngacungin jari
Ups, jangan takut dulu. Cerita masih berlanjut. Masih ada sisa-sisa jiwa pemberontak di dalam tubuhku, santai tapi tegas kami lewat begitu saja di depan satpam, hehe. Jadi ngakak kalo inget kejadian itu, si satpam yang ngoceh cuma lewat bagai angin aja kalimatnya
“Pak, kami permisi dulu, Ya.. Assalamualaikum.” Biar sopan kaburnya, salam dulu kami ke Pak satpam, sambil nundukin kepala
Bahkan ada satu temenku yang ambil tangan si guru buat pamit, cium kepala. GILAAA, setidaknya sopan
Starter motor, kabur dah..hehe
Di hari esoknya, entah mengapa ikut-ikutan kami para laskar bolos atau gimana aku nggak mudeng. Para guru gantian membentuk laskar guru, yang tujuannya menginterogasi kami seharian penuh. 
ada satu pernyataan menarik, “Riyan itu tidak seperti itu, dia orangnya tidak mungkin berbuat itu. Kalian saja yang keterlaluan. Riyan itu anaknya pintar, kalian jangan pengaruhi dia” Bela guruku, saat memarahi sebagian temenku. Dan aku? Hanya diam tak bersuara plus ngakak dalam hati, “Enggak tahu apa siapa Riyan”
“Maaf, pak.” Kami janji nggak bolos lagi, sejak saat itu sampai sekarang.. Bahkan sejak saat itu, aku mulai berubah. Sekarang? Mau telat kayak apa juga aku bakal masuk. Pernah kejadian telat masuk kuliah, padahal hampir selesai. Gimana ekspresi dosen? Kikuknya diriku? Besok aku ceritakan

Pesan moral:      Kalau mau bolos ajak riyan, kalua tidak jangan bolos
                                Kalau ada guru lewat, jangan lupa senyum salam sapa
                                Jangan pernah membolos lewat samping, harus lewat depan 

8 komentar:

Yuraaa mengatakan...

ahaii...
jdi seumur dh brpa kali bos??
berapa kali ketauan plus dihkum??

Kampung Karya mengatakan...

kunjungan balik...
blognya saya follow ya..

Riyan Arrizal mengatakan...

@youRha;
hmmm, lupa dah. hehe
kalo ketauan plus dihukum sering, hehe

@kampung karya:
iya makasih ya, aku udah follow juga kamu.. :)

Unknown mengatakan...

kalo aq wktu sekolah gak pernah bolos, kcuali kegiatan yg memang mewakili skolah...
tpi klo kuliah, aq jarang gak bolos...hahah, krna biasanya klo telat gak enak bwat masuk kelas, tkut dosennya terganggu

Anonim mengatakan...

Stress ah lu yann . . . hahaha
G nyangka gua . . . hahaha

-nra20-

Riyan Arrizal mengatakan...

@ SS
hahaha... sile loe.., perubahan dr SMA ke mahasiswa, hehe

keep semangat aja!

@NRA
hahaha, wah gua masih waras bro

Anonim mengatakan...

Critanya harpy super gn

Anonim mengatakan...

Cool post,syaikhu,sd klas 5