Senin, 25 Juni 2012

Penulis Gentayangan!!!


                Assalamualaikum,
Welcome di tulisan si tahupetis yang ke sekian kalinya. Sudah tulisan ke berapa, Ya? Haha, yang pasti dunia tulis-menulis tak akan mudah sirna dari yang namanya penyuka makanan tahu petis ini! Oke, kali ini saya ingin berbicara masalah... Apa, Ya? Mati ide. Ups, jangan sampai, jangan sampai berkata mati ide! Itu adalah pantangan terbesar untuk seorang penulis bebas macam diriku ini.
Sore hari tadi, aku lagi pusing-pusingnya ngurusin tugas anatomi yang banyak banget. Mau tahu bagaimana banyaknya? Tak perlu pendeskripsian yang panjang ya, yang pasti ini cukup untuk membuatku tidur jam tiga pagi dan bangun pagi-pagi untuk kejar kuliah plus ada respon! Wow banget, kan?
Ups, balik ke soal sore tadi. Nah, di saat sedang menggalaunya diriku, aku jalan dengan gaya cool-ku (ini sok cool, eh, karena ada kakak kelas yang cantik lewat) dan mungkin Allah menciptakan aku dengan khasnya yang salting alias salah ningkah waktu itu, jadi aku tengak-tengok nggak jelas sok memalingkan pandangan padahal aku curi pandang. Hehehe. Tapi berkat salah curi pandang ini aku ngelihat suatu poster yang, ini dunia gue banget! Ada lomba nulis coy, untuk anak kampus Unissula pula!
Usai aku baca-baca, ternyata isinya lomba buat artikel gitu yang temanya “budaya cyber islamic” atau ya itulah. Nah, jika bicara masalah lomba gak afdol kalau gak lihat nilai hadiahnya. Stelah aku cek, lumayanlah walau nggak besar amat.  Hehehe. Mata langsung berbinar ijo ngeliatinnya.
Langsung deh aku kepikiran mau nulis apa tentang yang islam-islam mau aku sangkutin kayak layangan nyantol di tiang listrik, yang hubungannnya islam sama internet. Dari sore tadi sampe malem gini otakku nggak konek juga buat tulisan yang bisa bikin jurinya klepek-klepek, wajarlah aku juga nggak terlalu pinter agama.
Karena frustasi itu, makanya aku jadi ngantuk di malem ini dan hampir aja aku nggak jadi nulis. But, something tiba-tiba aja terlintas dipikiranku. Yah, memang kelihatan biasa aja, “daripada mikirin hadiah, mending have fun aja nulis, kayak Riyan yang kayak biasanya” SANG PENULIS, hahaha..
Lama juga aku nggak nulis di dunia cyber ini, sebenarnya banyak juga lho tulisan & pendapatku yang berkaitan dengan islamic di blog ini. But, udahlah ini udah ganti tema, “cyber islamic budaya.”
Nulis? Why not?
Adakah diantara kita yang sering nulis? Aku yakin pasti kita semua yang khususnya pelajar bakal ngejawab, “sering!” Gimana nggak coba? Tiap hari aja makan tulisan yang harus di tulis entah itu tugas, atau ujian atau surat cinta, hehe. Stop, maksudnya surat cinta untuk orang tua.
Nulis itu sesuatu yang paling membosankan di dunia setelah menunggu. Menulis itu lebih berat daripada berlarian mengoper bola, lalu menyundul bola di lapangan sepakbola siang hari bolong, atau balapan renang yang panjang. Nggak percaya? Silahkan cek kebenarannya, saya yakin survey pun jika ada bakal menolak untuk yang namanya nulis.
So, nulis itu membosankan, ya? Nulis emang membosankan, tapi itu berlaku buat orang-orang yang nggak tahu betapa menulis itu sesuatu yang paling indah di dunia setelah wanita. Inget, kan kalau wanita itu perhiasan dunia?
Pernah kebayang betapa kayanya seorang penulis fiksi Harry Potter, si JK Rowling itu? Bahkan dengan nulis dia bisa mengalahkan kekayaan Ratu Elizabeth. Atau tahu yang namanya Andrea Hirata? Dengan menulis dia bisa menjadi  terkenal dan memberi manfaat pada orang lain. Pernah denger kan kalau ada pengguna narkoba yang taubat setelah baca novelnya si Andrea ini? Subhanallah, ini adalah contoh kecilnya aja!
Kalau untuk gue pribadi, dengan menulis ini adalah cara having fun termurah sekaligus tersesuatu. Engkau bisa berada di puncak awan tanpa terbang, engkau bisa berada di kedalaman laut tanpa menyelam, engkau bisa menelisik rasanya memiliki kekasih tanpa memiliki pun, hehehe.
Sebenarnya nulis itu budaya islam. Islam sebenarnya udah mendikte seseorang untuk banyak-banyak & rajin-rajin menulis, nggak percaya? Inget ayat pertama yang turun? “Bacalah.” Inget? Bukankah isinya perintah agar kita semua banyak membaca, nah kalau nggak ada tulisan apa yang mau dibaca? Itu simpelnya.
                Kalau aku sendiri sebenernya pengin yang namanya punya buku harian yang istimewa dan bakal aku tulis semua pemikiran-pemikiran yang spesial pastinya. Itu pasti akan sangat berguna mengingat aku selalu ingin mengabadikan momen spesialku yang InsyaAllah bisa jadi pelajaran hidup. Buku harian? Hmm.. Aku menyukainya.
                Perkembangan teknologi yang begitu pesat ditambah arus akses yang tanpa batas tentang privasi dan hal-hal lainnya telah membuka buku harian menjadi lebih terbuka. Mungkin jarang ukuran seorang uda semacam aku menggunakan buku harian bersampul dan bertahtakan nama terang jelas yang tersimpan berbagai kisah dan pelajaran bermakna. Jarang. Di Era ini, hal semacam itu sudah berganti yang namanya blog!
                Era global, internet dan dunia pun bersatu. Tanpa kesulitan seseorang akan sangat mudah untuk berbagi info atau file atau pengalaman, kata, tulisan jika dibandingkan denganku. Ini bisa menjadi jalan yang baik untuk para penulis yang beralih menggunakan media internet sebagai acuan buku harian mereka, juga aku. Gairah untuk menulis akan bertambah seiring dengan efek ini.
                Ini sebenarnya yang harusnya dimanfaatkan oleh anak-anak muda yang islam tentunya untuk menyalurkan inspirasi, motivasi, ide atau gagasan terbaik mereka. Tulisan! Ya, dunia lebih memandang tulisan ketimbang lainnya, ini masih terbukti hingga sekarang. Tentu dengan tidak melupakan bagaimana sikap yang berbudaya islami itu sendiri.
                Sekarang saya coba untuk bermain satu permainan dengan anda-anda yang membaca tulisan ini. Coba bayangkan dengan sederhana jika lebih banyak seseorang yang baik menulis di internet dan tulisan itu bermanfaat oleh orang lain? Tentunya budaya cyber islami yang juga mengarah ke buadaya fight to learn by writing bakal maknyuss.. Kapan? Semoga.

Sabtu, 09 Juni 2012


                Akhirnya aku memulai kata lagi untuk menulis. Kesibukanku yang super duper ekstrem membuat kertas digital plus laptop nggak berguna buat nulis lagi. Huuf, but gak apa-apa lah, yang pasti aku kembali ke dunia imajinasi ini dengan sejuta pengalaman dan cerita!
                Aku memulai darimana? Harus aku ceritakan yang mana dulu? Tentang diterimanya aku jadi asisten dosen? Atau aku yang telah berhasil menyelesaikan impianku untuk berdiri di atas awan? Atau kisah tentang keluargaku di Mapadoks yang sangat gokiiil ngos-ngos an deh! Darimana??
                Prek, penting nulis aja lah. Oke aku akan bercerita tentang pengalamanku waktu ikut LATGAB alias latihan gabungan buat anggota TBM (Tim Bantuan Medis) wilayah tiga Jawa Tengah plus DIY. Keren gak tuh? Latihan bareng anak-anak kedokteran yang bergerak di bidang medis praktis. Apalagi ini dilatih sama Kopassus coy. Tau kan gimana kalau Kopassus ngedidik? Hahaha...
                Di akhir Bulan Mei acara ini diadakan. Tuan rumahnya itu Tim Bantuan Medis dari FK UNS alias Vagus. Pertama-tama bukan aku yang dipilih buat mewakilin dari Mapadoks untuk acara ini. Nah, secara temen-temen mapadoks yang lain itu pada pulang kampung mumpung libur (maklum ini acara waktu sabtu minggu) jadi yang ditunjuk pada gak bisa. Akhirnya dengan kebijaksanaan petinggi Mapadoks, maka dipilihin satu-satu tuh anggota yang mau berangkat dan memang dasarnya pada males kali ya, nggak ada yang mau. Apesnya aku yang kena tunjuk terakhir dan wajib, karena aku emang domisili di Semarang jadi nggak bisa buat alesan pulang kampung L
                Kesalahan pertama buat anak kuliahan itu, domisili di Kota sendiri. Loe bakal ngerasain sindrom kayak aku. Kalo temen-temen pada pulang malah galau, tapi kalo ada acara dadakan kayak gini juga galau. Yap, dadakan. Persiapanku dadakan banget. Malem sebelum berangkat aku baru di kasih kode untuk “wajib” berangkat.
                Udahlah, galau tingkat puncak nih aku. Udah ada rencana liburan sama keluarga, eh malah ada acara gini. Full kegiatan seminggu plus kuliah. Ini adalah kesalahan kedua untuk anak kuliahan. Delegasi dari Mapadoks itu aku, Joko, Mbak Riani, and than Mbak Fia. Pada belum kenal kan? Nggak perlu lah aku kenalin satu-satu, males aku nulisnya, hehe
                Kami berangkat Jumat sore dengan naik bus ke solo. Acara kami latgab ini ada di kaki gunung Lawu, karanganyar. Acara mulai hari Sabtu sampai Minggu, tapi kami berangkat Jumat untuk stay dulu di markasnya Vagus semalem buat nginep. Ini emang skenario panitia.
                Sampai di sana, kami bertemu dengan anak tbm lain. Namun kami nggak terlalu banyak ngemeng sok-sok kenal karena kami udah lobet istilahnya sampe sana. Mata udah kriyip-kriyip juga, pengen bobok. Tiba-tiba ada lagu titanic, “ tettetet..tettetetet..tetetet..” Ah nggak tau lah gimana aku nulisnya, yang pasti ada suara biola! Malem-malem ada orang main biola?
                Suara ini mengundang jiwa penasaranku buat ngedeketin ke arah suara. Wow! Ternyata seorang wanita yang memainkan biola itu. Dia memainkannya begitu anggun dan sesuatu banget. Iseng-iseng gini mending aku ajak ngomong aja, kali aja bisa diajarin main biola.
                Usul-punya asal, eh?? Usul punya usul, dia itu ternyata anak Vagus, dia seorang panitia juga. Namanya Rita. Heran juga kan aku masa anak pecinta alam bisa main biola?( Vagus itu kayak Mapadoks, selain TBM juga Mapala) Mana anak-anak Vagus yang lain ternyata pada nyanyi kayak orang lagi paduan suara ternyata, kepergok deh loe-loe semua? Mereka pada nyanyi pake suara yang sopran-sopran gimana gitu, ya gitu lah. Banyak kok yang nyanyi, dan ini dilakukan di depan fakultas mereka. Anak kedokteran jam tengah malem gini? Wajarlah, namanya anak muda.
                Pagi harinya... eh, aku lanjutin besok ah. Capek nulis juga :D