Senin, 19 November 2012

Trip; Indahnya Sang "MAHAMERU"

Hampir semua pendaki gunung di tanah Jawa ingin menikmati puncak Semeru, Sang Mahameru. Berdiri tegap di dataran atap pulau Jawa menembus dinding awan dan menjadi orang tertinggi di Jawa. Sama seperti impianku yang inginn mengupayakannya. Semeru, aku pasti datang!

Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan untuk mendaki gunung tertinggi di Jawa ini. Semua harus fix dari A sampai Z. Kita tak tahu hal apa yang akan terjadi di perjalanan ke Semeru. Di tempat ini termasuk salah satu gunung yang paling banyak memakan korban, terhitung dari Soe Hok Gie.

Dasar anak muda yang modalnya cuma "Niat, Tekad, Nekat, Mangkat!" Maka berangkatlah seorang pemuda gagah berani (hehe, ini diriku) dan seorang seniornya di Mapala. Persiapan tak sampai sehari mereka berangkat menembus kuliah, praktikum dan jadwal perkuliahan lain alias MBOLOS!!! hahahaha (jangan ditiru)

Aduh mau nulis males.., hehehe
liat foto aja deh

foto foto sebelum naik kereta ke Malang


 beginilah gaya seorang backpacker!!


jangan lupa beli PECEL MADIUN di perjalanan... Uenake puollll!!!

 Lapor pendakian ke ranupani dulu


pendaki paling keren tahun ini  :D


 Menikmati sunrise Ranukumbolo


keren puolll


Danau terindah di dunia....


 indah bukan?? mau kesana?


gembel :p



 tanjakan cinta


 Ini dia Sang Semeru



 Summit attacknya yang ngangenin



 PUNCAAK MAHAMERU
 :')



mengenang SOE HOK GIE


Senin, 25 Juni 2012

Penulis Gentayangan!!!


                Assalamualaikum,
Welcome di tulisan si tahupetis yang ke sekian kalinya. Sudah tulisan ke berapa, Ya? Haha, yang pasti dunia tulis-menulis tak akan mudah sirna dari yang namanya penyuka makanan tahu petis ini! Oke, kali ini saya ingin berbicara masalah... Apa, Ya? Mati ide. Ups, jangan sampai, jangan sampai berkata mati ide! Itu adalah pantangan terbesar untuk seorang penulis bebas macam diriku ini.
Sore hari tadi, aku lagi pusing-pusingnya ngurusin tugas anatomi yang banyak banget. Mau tahu bagaimana banyaknya? Tak perlu pendeskripsian yang panjang ya, yang pasti ini cukup untuk membuatku tidur jam tiga pagi dan bangun pagi-pagi untuk kejar kuliah plus ada respon! Wow banget, kan?
Ups, balik ke soal sore tadi. Nah, di saat sedang menggalaunya diriku, aku jalan dengan gaya cool-ku (ini sok cool, eh, karena ada kakak kelas yang cantik lewat) dan mungkin Allah menciptakan aku dengan khasnya yang salting alias salah ningkah waktu itu, jadi aku tengak-tengok nggak jelas sok memalingkan pandangan padahal aku curi pandang. Hehehe. Tapi berkat salah curi pandang ini aku ngelihat suatu poster yang, ini dunia gue banget! Ada lomba nulis coy, untuk anak kampus Unissula pula!
Usai aku baca-baca, ternyata isinya lomba buat artikel gitu yang temanya “budaya cyber islamic” atau ya itulah. Nah, jika bicara masalah lomba gak afdol kalau gak lihat nilai hadiahnya. Stelah aku cek, lumayanlah walau nggak besar amat.  Hehehe. Mata langsung berbinar ijo ngeliatinnya.
Langsung deh aku kepikiran mau nulis apa tentang yang islam-islam mau aku sangkutin kayak layangan nyantol di tiang listrik, yang hubungannnya islam sama internet. Dari sore tadi sampe malem gini otakku nggak konek juga buat tulisan yang bisa bikin jurinya klepek-klepek, wajarlah aku juga nggak terlalu pinter agama.
Karena frustasi itu, makanya aku jadi ngantuk di malem ini dan hampir aja aku nggak jadi nulis. But, something tiba-tiba aja terlintas dipikiranku. Yah, memang kelihatan biasa aja, “daripada mikirin hadiah, mending have fun aja nulis, kayak Riyan yang kayak biasanya” SANG PENULIS, hahaha..
Lama juga aku nggak nulis di dunia cyber ini, sebenarnya banyak juga lho tulisan & pendapatku yang berkaitan dengan islamic di blog ini. But, udahlah ini udah ganti tema, “cyber islamic budaya.”
Nulis? Why not?
Adakah diantara kita yang sering nulis? Aku yakin pasti kita semua yang khususnya pelajar bakal ngejawab, “sering!” Gimana nggak coba? Tiap hari aja makan tulisan yang harus di tulis entah itu tugas, atau ujian atau surat cinta, hehe. Stop, maksudnya surat cinta untuk orang tua.
Nulis itu sesuatu yang paling membosankan di dunia setelah menunggu. Menulis itu lebih berat daripada berlarian mengoper bola, lalu menyundul bola di lapangan sepakbola siang hari bolong, atau balapan renang yang panjang. Nggak percaya? Silahkan cek kebenarannya, saya yakin survey pun jika ada bakal menolak untuk yang namanya nulis.
So, nulis itu membosankan, ya? Nulis emang membosankan, tapi itu berlaku buat orang-orang yang nggak tahu betapa menulis itu sesuatu yang paling indah di dunia setelah wanita. Inget, kan kalau wanita itu perhiasan dunia?
Pernah kebayang betapa kayanya seorang penulis fiksi Harry Potter, si JK Rowling itu? Bahkan dengan nulis dia bisa mengalahkan kekayaan Ratu Elizabeth. Atau tahu yang namanya Andrea Hirata? Dengan menulis dia bisa menjadi  terkenal dan memberi manfaat pada orang lain. Pernah denger kan kalau ada pengguna narkoba yang taubat setelah baca novelnya si Andrea ini? Subhanallah, ini adalah contoh kecilnya aja!
Kalau untuk gue pribadi, dengan menulis ini adalah cara having fun termurah sekaligus tersesuatu. Engkau bisa berada di puncak awan tanpa terbang, engkau bisa berada di kedalaman laut tanpa menyelam, engkau bisa menelisik rasanya memiliki kekasih tanpa memiliki pun, hehehe.
Sebenarnya nulis itu budaya islam. Islam sebenarnya udah mendikte seseorang untuk banyak-banyak & rajin-rajin menulis, nggak percaya? Inget ayat pertama yang turun? “Bacalah.” Inget? Bukankah isinya perintah agar kita semua banyak membaca, nah kalau nggak ada tulisan apa yang mau dibaca? Itu simpelnya.
                Kalau aku sendiri sebenernya pengin yang namanya punya buku harian yang istimewa dan bakal aku tulis semua pemikiran-pemikiran yang spesial pastinya. Itu pasti akan sangat berguna mengingat aku selalu ingin mengabadikan momen spesialku yang InsyaAllah bisa jadi pelajaran hidup. Buku harian? Hmm.. Aku menyukainya.
                Perkembangan teknologi yang begitu pesat ditambah arus akses yang tanpa batas tentang privasi dan hal-hal lainnya telah membuka buku harian menjadi lebih terbuka. Mungkin jarang ukuran seorang uda semacam aku menggunakan buku harian bersampul dan bertahtakan nama terang jelas yang tersimpan berbagai kisah dan pelajaran bermakna. Jarang. Di Era ini, hal semacam itu sudah berganti yang namanya blog!
                Era global, internet dan dunia pun bersatu. Tanpa kesulitan seseorang akan sangat mudah untuk berbagi info atau file atau pengalaman, kata, tulisan jika dibandingkan denganku. Ini bisa menjadi jalan yang baik untuk para penulis yang beralih menggunakan media internet sebagai acuan buku harian mereka, juga aku. Gairah untuk menulis akan bertambah seiring dengan efek ini.
                Ini sebenarnya yang harusnya dimanfaatkan oleh anak-anak muda yang islam tentunya untuk menyalurkan inspirasi, motivasi, ide atau gagasan terbaik mereka. Tulisan! Ya, dunia lebih memandang tulisan ketimbang lainnya, ini masih terbukti hingga sekarang. Tentu dengan tidak melupakan bagaimana sikap yang berbudaya islami itu sendiri.
                Sekarang saya coba untuk bermain satu permainan dengan anda-anda yang membaca tulisan ini. Coba bayangkan dengan sederhana jika lebih banyak seseorang yang baik menulis di internet dan tulisan itu bermanfaat oleh orang lain? Tentunya budaya cyber islami yang juga mengarah ke buadaya fight to learn by writing bakal maknyuss.. Kapan? Semoga.

Sabtu, 09 Juni 2012


                Akhirnya aku memulai kata lagi untuk menulis. Kesibukanku yang super duper ekstrem membuat kertas digital plus laptop nggak berguna buat nulis lagi. Huuf, but gak apa-apa lah, yang pasti aku kembali ke dunia imajinasi ini dengan sejuta pengalaman dan cerita!
                Aku memulai darimana? Harus aku ceritakan yang mana dulu? Tentang diterimanya aku jadi asisten dosen? Atau aku yang telah berhasil menyelesaikan impianku untuk berdiri di atas awan? Atau kisah tentang keluargaku di Mapadoks yang sangat gokiiil ngos-ngos an deh! Darimana??
                Prek, penting nulis aja lah. Oke aku akan bercerita tentang pengalamanku waktu ikut LATGAB alias latihan gabungan buat anggota TBM (Tim Bantuan Medis) wilayah tiga Jawa Tengah plus DIY. Keren gak tuh? Latihan bareng anak-anak kedokteran yang bergerak di bidang medis praktis. Apalagi ini dilatih sama Kopassus coy. Tau kan gimana kalau Kopassus ngedidik? Hahaha...
                Di akhir Bulan Mei acara ini diadakan. Tuan rumahnya itu Tim Bantuan Medis dari FK UNS alias Vagus. Pertama-tama bukan aku yang dipilih buat mewakilin dari Mapadoks untuk acara ini. Nah, secara temen-temen mapadoks yang lain itu pada pulang kampung mumpung libur (maklum ini acara waktu sabtu minggu) jadi yang ditunjuk pada gak bisa. Akhirnya dengan kebijaksanaan petinggi Mapadoks, maka dipilihin satu-satu tuh anggota yang mau berangkat dan memang dasarnya pada males kali ya, nggak ada yang mau. Apesnya aku yang kena tunjuk terakhir dan wajib, karena aku emang domisili di Semarang jadi nggak bisa buat alesan pulang kampung L
                Kesalahan pertama buat anak kuliahan itu, domisili di Kota sendiri. Loe bakal ngerasain sindrom kayak aku. Kalo temen-temen pada pulang malah galau, tapi kalo ada acara dadakan kayak gini juga galau. Yap, dadakan. Persiapanku dadakan banget. Malem sebelum berangkat aku baru di kasih kode untuk “wajib” berangkat.
                Udahlah, galau tingkat puncak nih aku. Udah ada rencana liburan sama keluarga, eh malah ada acara gini. Full kegiatan seminggu plus kuliah. Ini adalah kesalahan kedua untuk anak kuliahan. Delegasi dari Mapadoks itu aku, Joko, Mbak Riani, and than Mbak Fia. Pada belum kenal kan? Nggak perlu lah aku kenalin satu-satu, males aku nulisnya, hehe
                Kami berangkat Jumat sore dengan naik bus ke solo. Acara kami latgab ini ada di kaki gunung Lawu, karanganyar. Acara mulai hari Sabtu sampai Minggu, tapi kami berangkat Jumat untuk stay dulu di markasnya Vagus semalem buat nginep. Ini emang skenario panitia.
                Sampai di sana, kami bertemu dengan anak tbm lain. Namun kami nggak terlalu banyak ngemeng sok-sok kenal karena kami udah lobet istilahnya sampe sana. Mata udah kriyip-kriyip juga, pengen bobok. Tiba-tiba ada lagu titanic, “ tettetet..tettetetet..tetetet..” Ah nggak tau lah gimana aku nulisnya, yang pasti ada suara biola! Malem-malem ada orang main biola?
                Suara ini mengundang jiwa penasaranku buat ngedeketin ke arah suara. Wow! Ternyata seorang wanita yang memainkan biola itu. Dia memainkannya begitu anggun dan sesuatu banget. Iseng-iseng gini mending aku ajak ngomong aja, kali aja bisa diajarin main biola.
                Usul-punya asal, eh?? Usul punya usul, dia itu ternyata anak Vagus, dia seorang panitia juga. Namanya Rita. Heran juga kan aku masa anak pecinta alam bisa main biola?( Vagus itu kayak Mapadoks, selain TBM juga Mapala) Mana anak-anak Vagus yang lain ternyata pada nyanyi kayak orang lagi paduan suara ternyata, kepergok deh loe-loe semua? Mereka pada nyanyi pake suara yang sopran-sopran gimana gitu, ya gitu lah. Banyak kok yang nyanyi, dan ini dilakukan di depan fakultas mereka. Anak kedokteran jam tengah malem gini? Wajarlah, namanya anak muda.
                Pagi harinya... eh, aku lanjutin besok ah. Capek nulis juga :D


Jumat, 13 April 2012

Dokter Jiwa!!!!!!!

Aku kembali ke dunia tulis lagi ah. Udah beberapa hari aku gak nulis. But, mendinglah aku masih suka baca buku-buku gitu. Salah stu buku yang jadi makanan ku itu, "madre" nya Dee, DO, sama buku tentang kisah fiktif dokter kejiwaan yang berjuang bersama manusia-manusia skizofrenia paranoid.
Untuk buku yang terakhir aku baca ini, menurutku spesial. Kenapa coba? Memang buku lain memiliki kisah yang menarik sendiri-sendiri, "madre" pun sungguh luar biasa dan menegaskan kekuatan Dee sebagai penulis wanita lini depan di negeri ini. But, aku menemukan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupanku di buku skizofrenia ini.
Judul bukunya, hm? Kalian bisa tebak sendiri. Seorang wanita yang bekerja sebagai perawat orang-orang "skizofrenia" yang bertemu dengan dokter kejiwaan cool abis. Kata kuncinya, ini buku tentang kesetiaan. Gimana?
Nah, di buku ini aku menemukan hal lain tentang sisi dokter. Pure. Aku lebih mengerti hakikat dokter dengan bahasa yang sederhana. Walau mungkin dokter adalah cita-cita terburuk yang pernah aku nyatakan untuk Mou, aku bisa mengerti dengan amat renyah.
Dokter jiwa. Ya, aku sekarang berpikir untuk menjadi seorang spesialis di bidang kejiwaan. Psikiater. Aku terpancing oleh kata-kata penulis. Aku seakan telah menyusuri detail kisah hidup cinta dokter-perawat, dan aku tengah kehausan untuk itu.
Banyak hal yang ingin aku gali tentang ilmu ini. Tentang kejiwaaan dan segala macam gangguan pada syaraf. Aku ingin paham dengan barang ini. Aku ingin membelinya! Hmm.. Obsesi, terkadang aku terlalu terobsesi akan sesuatu juga. Seperti sekarang.



Rabu, 28 Maret 2012

naruto


                Setan apa yang merasuki diriku untuk menulis malam-malam gini? Hah! Apa ajalah yang penting aku gak meninggalkanmu “pena”. Aku terus terang rindu dengan rangkaian kata yang mengucur begitu saja ketika berhadapan dengan kertas putih ini. Hahaha..
                Oke, membicarakan apa, Ya? Hari ini masih sibuk seperti hari biasanya yang isinya kegiatan kampus plus organisasi dan tak lupa main dong. Nah, di sela-sela kegiatanku itu, aku masih sempet  nonton tivi lho! dan acara yang aku tonton itu film kartun, Naruto.
                Tahu Naruto, Kan? Itu lho film kartun ninja-ninja yang punya jurus seribu bayangan. Tahu, Kan? Naruto ini merupakan film kartun kesukaanku. Kenapa? Bukan karena efek gambar atau senjata-jurusnya yang super keren, memang sih aku apresiasi imajinasi komikusnya yang super imajinatif itu, but aku lebih suka naruto karena dia punya semangat yang pantang menyerah! Sama kayak gue sob!
                Kadang waktu Naruto hampir kalah, udah babak belur dan hampir mati pokonya serasa mustahil menang deh, tiba-tiba aja dia inget masa lalunya, teman-teman, orang yang dicintai termasuk orangtuanya yang bahkan ia tak pernah ketemu sekalipun dan guru-gurunya. Akhirnya DIA BANGKIT! Nah ini yang paling gue suka, seorang yang optimistis!
                Jiwa optimis naruto udah mengalir di tubuhku mengisi kapiler darah terkecil sekalipun, hehe (sindrom anak kedokteran, ngomongnya ada anatomi terus). Tapi ini emang bener. Namun, lucunya ada sifat naruto yang masuk diam-diam ke dalam polah tingkah si penulis, yaitu sifat ceroboh dan terlalu mengentengkan yang berlebihan! Astaghfirullah.. But, Inilah aku si naruto yang meluncur di dunia maya. Yang akan menjadi hokage di Indonesia dan akan menjadi manusia paling super di dunia ninja, hehehe. Berasa banget semangatnya si naruto ini.
                Oke, cukup untuk membahas naruto dan seluk beluknya. Sekarang balik lagi ke cerita film naruto. Pagi tadi ada kejadian di film naruto yang mengusik perasaanku, yaitu ketika naruto mendapat es stik dari gurunya, Jiraiya.
"Terimakasih.."
 Ketika itu naruto duduk bersandar di bawah pohon berdampingan dengan Jiraiya. Dia diam saja seperti menahan sesuatu atau mungkin inilah yang akan dirasakan seorang anak dan ayahnya, hubungan batin yang tidak pernah sekalipun naruto merasakannya. Hufh.. menyedihkan bukan?
                Bukan kesedihan yang dia ajarkan melalui secuil kisahnya di rindangnya pohon. Namun dia mengajari tentang kasih sayang. Saya jadi ingat bahwa saya masih memiliki keluarga yang lengkap tidak seperti tokoh film kartun ini. Kami berbeda secara garis keturunan. Saya bisa merasakan hangatnya ibu dan suaka cinta seorang ayah. Terkadang walau bertengkar saya bahkan memvoting seratus persen lebih ingin memiliki saudara seperti sekarang. Saya dan dia memang berbeda.
                Jadi, melalui tulisan yang berpadu malam ini.. i just want say simple “love my family so much” Ahahaha
               

















Rabu, 21 Maret 2012

Gue!


                Sebenernya dulu aku nulis blog itu kepincut sama gaya penulisan Bang Dika (Raditya Dika) yang asal ceplos aja kayak mau masak telor . Aku ngelihat dia nulis itu kayaknya asik banget, bisa menjelajahi suatu tempat tersendiri yang emang khusus dibuat untuk dia sendiri. Seperti membangun dunia fantasi sendiri atau bahasa temenku itu kayak dunianya seorang autis. Bebas banget!
          Nah, itu dulu awal-awal aku nulis di blog. Aku pengin banget niru gayanya Bang Radit tapi masih dalam Ke-Riyan-an, hehe. Apakah namanya gak plagiat coba? Bener! Ini termasuk plagiasi yang halus. Dan seorang plagiasi gak akan hidup di dunia ini untuk waktu lama.
                Itu dulu.. Sebuah buku memahamkanku akan arti jati diri, cieee ngomongnya ketinggian kali ya? Bukan, bukan aku serius bahkan! Aku mulai paham bahwa manusia, kita-kita ini itu diciptakan sama Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan hampir sama! Coba lihat kita punya mata, hidung, mulut, tangan, kaki, punya sel darah merah, punya otak, punya jantung, hmm ini pengecualian buat yang cacat dulu. Coba lihat dulu? Gimana?
                Sebenernya kita emang hampir sama namun Allah itu Maha Baik, Dia menciptakan kita-kita ini dengan ke-khas-an yang berbeda-beda. Misalnya nih, kalo aku sukanya nulis yang gak jelas & suka banget yang namanya jual-beli, pasti beda sama si Stephen Hawking yang suka berteori tentang fisika yang kata orang adalah salah satu fisikawan sekelas Albert Einstein! Gimana? Beda, kan?
                Untuk itu, sebagai manusia haram hukumnya buat ngikut seorang habis-habisan! Misalnya aja nih, kalo kita suka banget sama Michael Jackson, terus kita tiru abis gaya dia mulai dari bla bla bla sampe bla lagi coba! Nggak banget kan? Mana jati diri mu sob?
                Inget, Allah kan udah menciptakan kita dengan kecerdasan dan kemampuan yang khas! Seandainya seorang yang memiliki jiwa d bidang masak, terus dia pengin banget jadi koki handal & paling dikenal di dunia, tapii karena keinginan orang tua nya dia akhirnya masuk dunia musik karena dituntut buat niru artis band paling oke sampe rambutnya di spike, gayanya niru abis, sampe jam manggungnya juga hapal. Nah, coba bayangin? Sekeras apapun dia berusaha, kan juga bukan tempatnya!! Seandainya dia naik daun itu juga bakal sebentar..
                Sob, sobat semua.. Inget ada pepatah mengatakan, kalo nyari suatu pekerjaan itu sebaiknya yang kita suka, karena dengan itu bekerja ibarat bermain! Hahaha.. Akhir kata, sebenernya ini buat menasihati diriku sendiri, penulis, Buat jadi diri sendiri yang emang pribadi yang beda! Dan pribadi yang udah mengenali diri sendiri InsyaAllah bakal mengenali Allah SWT. Amiin
                

Minggu, 18 Maret 2012

Sepetak surga ada di Sidomukti!


                Wisata Semarang? Kalau mau nanya asal-usul, serba-serbi dan semua tentang wisata di Semarang, tempat yang tepat itu ya di anak mudanya yang demen banget nongkrongin tempat wisata. Ya, kalian semua benar, penulis blog ini salah satunya jadi jangan tutup dulu jendela browsernya, hehe.
                Dari wisata jajan, rohani, belanja, nongkrong, keceh di air ria atau mentengin alam wisata Semarang, menurutku tempat wisata di Semarang itu nggak kalah sama Kota-kota besar lainnya. Bahkan wisata di Semarang punya seribu satu potensi kayak ali baba. Nggak percaya? Coba simak kembali faktanya bahwa Semarang itu satu-satunya Kota Besar yang punya daerah laut, pantai, dataran rendah bahkan gunung jadi satu! Coba bandingkan sama kota lainnya? Semacam Bandung yang hanya punya aspek alam pegunungan, atau Jakarta yang punya laut aja? Jadi potensi Semarang emang lebih besar.
                Nah, tanpa panjang kali lebar jadi luas lalu kali tinggi jadi volume, ini aku cantumin tempat wisata di Semarang yang memang jadi tempat favorit dari penulis.



                Gambar di atas itu kenangan penulis bareng temen-temen kuliah. Tempatnya di sidomukti, kabupaten Semarang. Menurutku ini tempat paling eksotik, paling “wow”, paling keren buat nongkrong, paling spesial untuk seorang tercinta, paling pas untuk keluarga, paling semua-lah! Sidomukti.
                Dua bukit bakal serasa menyampaikan selamat datang buat pengunjung Sidomukti, lalu panorama super indah bakal tersaji, judulnya “lukisan kota”. Spot di Sidomukti sendiri aku nggak tahu asal usul gimana bisa dapet, yang pasti secara geografis ini tempat paling hotnya Semarang.
                Kalau aku sendiri sebagai pengunjung, memang sudah sangat puas dengan semua yang disajikan di Sidomukti. Mulai dari view, pelayanan, fasilitas, semua sudah oke menurutku. Sayangnya ada satu hal yang mengganjal tentang Sidomukti ini sendiri, yaitu akses. Masalah yang sudah merakyat memang di negeri ini, pasti akses terutama jalan.
                Jalan menuju Sidomukti lebih mirip trek buat motor trail kali ,Ya? Sampe jalan menuju tempat wisata ini kira-kira satu dua kilometer isinya cuma batu nggak beraturan. Mungkin buat pembaca yang hobby nge-trail aku saranin coba main di daerah sini. Recommended! Gara-gara ngomongin jalan berbatu disambungin sama Sidomukti, kok aku jadi kepikiran gimana kalo pihak Sidomukti ngebuat acara motor trail di area Sidomukti? Mumpung jalan sekitar masih asoy buat nge-trail? Itung-itung buat promosi & jaring konsumen juga, gimana? 
                Semoga saja pihak Sidomukti baca tulisanku terus segera memperbaiki akses jalan menuju tempatnya itu. Coz, sayang banget tempat yang menurutku “secuil surga” itu sulit dijangkau. Bahkan banyak temenku yang berniat ke sana pupus dengan kata, “Ah, males, jalannya rusak parah!”
                Di akhir tulisan saya pengin berandai-andai, kalau saja Sidomukti udah perfect gitu terus aksesnya mudah.. Baru aku balik ke sana lagi
                Oh, iya tulisanku ini aku masukin ke lomba blog lho!! Dotsemarang, ada yang tahu? Ayo buat blogger Semarang ikutan juga. Tinggal klik aja tulisan blog yang berwarna ini. 

Minggu, 11 Maret 2012

Tahu petis; Tips naik pesawat (part 2)


                Akhirnya ada waktu juga buat nulis, setelah seharian tadi nonton konser terus baKblas ke nikahan sodara terus jemput temen, dan sekarang tepatnya malem-malem aku bisa nulis juga!! Hehehe.. Seneng banget rasanya bisa menulis lagi, ngelihat rangkaian kata yang tak bermakna yang gak jelas lagi.
                Nah, pasti kalian penasaran sama kelanjutan kegeblekanku di WC pesawat kan? Pasti pada bertanya-tanya, apa yang bakal aku lakuin di tengah masalah yang rumit kayak gitu? Atau mungkin pada nebak-nebak apa yang aku lakuin? Stop.. Saya sudahi penasaran anda di sini.
                Melanjutkan kisah yang kemarin, kalau aku kehabisan tisu toilet di WC pesawat. Kejadiannya waktu itu aku terlalu terlena dengan tisu-tisu yang ada, kan modelnya roll. Jadi aku mainin deh, hehe. Mungkin juga aku terlalu ke enakan kali ya ngerasain sensasi bok*r di pesawat yang naik turun goyang kanan-kiri, hehe. Serasa terbang bareng paus ke angkasa lalu jatuh ke taman bunga yang.. Brrr!! Emang iklan fan*a!!!
                Stop, lanjut ke kisah. Nah, waktu itu aku kelabakan setengah mati. Bingung mau ngapain buat ngebersihin yang tersisa ini. Sekarang posisinya, tisu habis dan hanya ada wastafel kecil di samping yang gunanya bukan buat ceb*k tapi buat cuci tangan/ muka.
                Hehehe, pasti kalian yang ngebaca tulisanku ini berpikir aku bersih-bersih pake ini wastafel kan? Heh, saya tidak se gila itu dan saya juga mengerti estetika! Yang benar aja masa saya pake itu wastafel buat ngebersihin ini. Jelas tidak dong, saya juga normal seperti kalian.
                Jadi apa yang aku lakuin? Jangan panggil aku Riyan kalo gak punya sejuta akal. Pertama-tama, aku buka semua loker-loker yang ada di WC ini (di WC ini emang ada beberapa loker kecil di kanan closet) Aha! Dugaanku bener, ada kertas tisu! Selamat deh aku, ternyata nasib baik masih mengerti keadaanku yang kepepet ini. But setelah aku perhatikan dengan jelas, kok tisunya beda ya? Hahaha, ternyata ini tisu wajah!!! Gila! Hahahaa... Saya pun tertawa ngakak sendirian di WC sambil gosok-gosok sampe bersih sih sih..
                Tapi, kegeblekan kembali lagi. Tisunya kembali abis, sementara kebersihanku belum terjamin! Dasar Riyan geblek, tadi ngakak-ngakak sekarang coba. Akhirnya aku geledah lagi loker-loker, tapi gak ada yang tersisa. Wah banget tuh keadaan. Jalan satu-satunya Cuma, wastafel! Tekanan batin pun membombardir membuat aku lebih kebingungan daripada posisi pertama tadi.
                “Tok tok tok..” Wah, udah ada yang ngetok pintu WC lagi. Ternyata aku kelamaan di WC ini, hampir seperempat jam! Suara orang antri juga udah mulai kedengar dari dalam.
                Ah, tanpa pikir panjang , the power of kepepet merasuki mungkin yang ngebuat aku memberanikan diri... (Sumpah aku malu nulisnya) untuk ngambil bagian dari air wastafel pake dua tangan, lalu bersih diri secepat mungkin sampe WC nya jadi banjir gara-gara aku rusuh ngambil air di WC. YAH INTINYA GITU, SST LAH- SAMA SAMA TAHU, namanya juga kepepet, jadi gak usah saya lanjutin, Ya. Dan jangan mentertawakan atau tertawa baca pengalamanku, karena aku gak rela & gak ridho! Nah, lho..
                Setelah bersih aku langsung benerin pakaianku, lalu keluar dengan wajah sok innocent tanpa senyum sedikit pun! Kembali duduk di pesawat dengan nyaman dan tidur pulas.
                Sebenernya sih aku mules lagi setelah 2 jam an tidur, tapi yang ke dua ini aku lebih mengerti situasi dan apa yang harus aku lakuin. Dan satu lagi, ternyata WC tadi udah bersih dan udah ada tisunya lagi.
                Intinya, aku pengin share salah satu tips terpenting kalau lagi naik pesawat, jangan sekali-kali bok*r di pesawat, karena repot, apalagi kalau sampe diare. Kalau bisa makan tuh bat diare buat nahan isi perut kalau bisa yang banyak sekalian sampe overdosis berbusa, hehe (JANGAN!) Hmm, gimana? Apa gak percaya? Coba aja ndiri

Rabu, 07 Maret 2012

Tahu Petis; Tips Sebelum Naik Pesawat! Wajib baca




                Aku memulai postingan ini dengan kata “karena”. Hehe
                Karena salah satu pembaca blog tahu petis nanya, “kok isinya jadi cinta semua?” dan secara nggak langsung dia mungkin nge request tulisan yang lain, jadi aku mau nulis lagi tentang pengalaman-pengalaman gak penting dan gak jelas dari admin tahu petis, yang gak lain dalah saya sendiri, hehe.
                Kalo dilihat dari judulnya, mungkin ini nggak seperti tips lain-lainnya yang banyak teori dan lain-lain, but ini berdasar pengalaman sendiri dan InsyaAllah valid lid lid! Boleh deh di uji kebenarannya, dan saya siap dituntut jika berbohong. Lho? Kok malah ngelantur? Yuk kembali ke jalurnya..
                Jadi gini, ini berawal ketika aku pulang ke Indonesia. Waktu itu aku abis jalan-jalan ke luar negerti nih ceritanya (haha, ngiri kan?) Nah, waktu itu perjalanan dari sana luar negerinya ke Jakarta sebagai bandara Internasionalnya Indonesia kira-kira butuh waktu 9 jam 30 menit. Lama banget! Apalagi aku duduknya di kelas ekonomi, yah harus siap duduk 9 jam! Coba kelas VIP, bisa tidur selonjoran nyaman.. Wahh banget deh!
                Ketika itu, aku duduk di samping ibu-ibu paruh baya di sebelah kiri dan ada dua bapak-bapak tua di samping kanan, jadi ceritanya aku di tengah nih! Ini dia kesalahan pertama, tempat duduk di tengah! Ini adalah kesalahan terbesar jika naik pesawat. Kenapa? Nanti kalian bakal tahu, baca dulu sampai akhir
                Setelah sok-sok kenal, ternyata aku tahu kalo ibu paruh baya ini adalah ibunya temenku selama main-main di luar negeri itu. Nah, akhirnya kami jadi share-share pengalaman gitu, nah ini salah satu tips lagi. “Bergaul itu sama orang yang punya banyak pengalaman, karena kita bisa dapet ilmunya gratis tanpa harus mengalaminya!”
                Setelah setengah jam di atas pesawat, tiba-tiba! “Kruuuk-kruuuk!” Oh tidak! Perutku mulai berkontraksi, salah satu efek perjalanan yang salah! Aku mules, pengen boker! Oh, tidak! Sepertinya ini juga bukan bok*r biasa, ini kayaknya mencr*t!!!
                Gila, gila, gila! Aku langsung mikir, “Yan ini masih di pesawat! Jangan gokil kamu nanti kalo keceplosan di pesawat bisa bau semua ruangan di pesawat!!” Karena aku berideologi semangat dan keyakinan tinggi, maka aku coba tahan sekuat tenaga letupan-letupan yang mencoba mendorong dari arah xxx.
                “Ukhhhh!” Berkali-kali aku goyangin badanku kayak uler kepanesan, berkali-kali juga aku pegangan kursi depanku buat nahan yang pengen keluar ini! Sampe-sampe si ibu tadi ngeliatin aku heran, “Kenapa, dek?”
                “Ndak apa-apa, bu. Cuma gatel aja ini..”
                Aku Cuma bisa sok-sok senyum meringis ke ibu itu, sambil nahan malu setengah mati. Lho? Kenapa aku gak ke WC? Nah ini aku beritahu, di pesawat itu WC nya gak asik, super duper sempit dan antrinya waktu itu panjang dan aku malu sama ibu sebelahku, kan aku udah berlagak kayak orang nahan *** dan kalo aku ketahuan ke WC ntar dikira, malu aku!!
                Karena aku udah gak nahan, sampe kira-kira wajahku udah merah semua sama keringet udah bercucuran dan si ibu udah sangat heran, malu udah nomor sekian!! Aku langsung bilang ke ibu permisi untuk ke WC, si ibu memberi jalan sambil ngeliatin wajahku!
                Cepet-cepet aku jalan ke WC, udah kayak zombie deh jalannya, cepet tapi nahan sesuatu gitu. Sampe di WC, langsung... Kalian tahu sendiri lah!
                Nah, karena udah selesai nge bobol WC, aku mau cari pencetan air buat siram tuh XXX. Tapi, kok gak ada? Terus gimana? Gak ada air sob! Setelah aku telusurin ternyata WC di pesawat pakenya sedotan angin buat ngebersihin closetnya, hehe. Katrok aku :D
                Nah, usai ngebersihin closet, sesuai hukum syar’i aku bersih diri deh. Dan bersih-bersihnya gak kayak di Indonesia lho, di sini pake tisu. Ya, sebenrnya aku juga agak jijik kalo pake tisu, tapi mau gimana lagi? Just do it aja-lah!
                Mungkin terlalu ke-enakan bersih-bersih pake tisu kali ya, sampe-sampe tisunya abis!! Padahal aku belum selesai bersihin itu xxx di xxx-ku! Geblek, riyan geblek!! Kebodohan lagi yang aku perbuat!

*Penasaran kelanjutannya??? Apa yang aku lakuin di saat terdesak itu?? Tetep pantengin terus blog tahu petis! hehe

Selasa, 28 Februari 2012

DIKSAR : The most special experience



Gilaa! Gila! Satu kata itu mungkin yang paling ingin aku ucapin setelah mengalami diksar mapadoks ke-24. Hahaha, sumpah gila. Aku pengen banget share semua pengalamannya ke dalam catatan tahu petis ini, namun kayaknya kalo jadi sebuah buku lebih asik Ya? Mungkin aku bakal nulis buku tentang 7 hari diksar mapadoks yang sumpah GILA!!
                Hmm.. di tulisan ini aku mau berbagi perasaan aja deh, jadi setelah aku melewati diksar jadi ada rasa bangga di diriku (but, semoga bukan sombong, amiin). Ya, mungkin emang agak rancu ya, namun emang begini. Sumpah aku nggak nyesel sama sekali ikut diksar ini, mengesankan sekaligus bangga!
                Hmm, daripada kalian penasaran ada apa aja diksar, aku ceritain sedikit deh. Kalian pembaca pernah turun jurang 50 meter? Pernah makan cacing idup-idup untuk bertahan hidup di hutan? Pernah berjalan di jalan setapak yang kanan-kiri jurang? Lalu sampai di sebuah titik ketinggian yang sumpah keren!
                Walaupun 7 hari sangat melelahkan, aku sendiri admin tahupetis, penulis buku (yang gak pernah terbit, hehe) dan pemimpi sekaligus peramal, sangat bersyukur terpilih mengikuti diksar mapadoks -24 dan akhirnya menjadi sejawat mapadoks! Alhamdulillah..
                Berdoalah semoga aku menulisnya dalam buku.. Agar kalian semua bisa mencicipi sejengkal surga yang telah kulewati & tentu saja ikut bersamaku di diksar mapadoks ke- 25 dst.

Senin, 20 Februari 2012

Tahu Petis: Riyan



Tinggal beberapa menit lagi menjelang tanggal 21 Februari 2012. Yup, jam udah nunjukin pukul 11 lebih 55.. Ya segitulah. Ada apa dengan 21 Februari? Ini menurutku hari yang bakal bersejarah (lagi) dalam hidupku. Memangnya ada apa?
            Diksar! Ya, diksar mapadoks. Pendidikan dasarnya untuk anak-anak yang (ngakunya) pecinta alam. Sebelumnya, diksar ini sudah menjadi target secara pribadiku di tahun 2012, dan hanya tinggal menghitung jam, beberapa jam lagi..
             Mungkin sebagian orang menganggap aku terlalu heboh atau bahasa kerennya “lebay”, yup benar. lebay! Karena hanya sekedar mendaki gunung seminggu dan tidur di alam liar aja harus di posting atau ditulis! Biasa aja ah! Jadi orang itu jangan terlalu berlebihan! Banyak omong. Atau apalah biasa yang sering dikatakan..
              Ya, sebenarnya nggak ada komen dariku ke pandangan tersebut, karena seorang memiliki pandangan tersendiri. Aku sendiri tak mengerti definisi-definisi ‘berlebihan’ karena memang berbeda tiap orang. Dan sebenarnya aku ini berbeda..
            Aku selalu menganggap ‘berlebihan’ atau ‘lebih’ di setiap jengkal detik hidup yang bakal ku jalani. Walaupun itu sekecil apapun, bahkan minum kopi harga seribuan. Yang namanya ‘riyan’ bakal anggep itu ‘lebih’ atau bahasaku ‘spesial’. Hmm.. Spesial di sini bukan berarti perfect, kalau menurutku spesial berarti menghargai dengan caraku sendiri.
          Jadi inilah caraku menghargai tiap takdir yang memang telah terjadi, dan setiap orang berhak mengartikannya apa.. Bagiku, its me cuy! Penulis geje. Hahaha.. Mari bersulang
                Nb; Berharaplah aku membawa sejuta kisah sepulang diksar :D

Selasa, 07 Februari 2012

Tahu Petis: Jadian!


                
 Sebenernya ini kejadian udah tempo hari, tapi varu aku posting sekarang. Ya, menurutku kurang afdol saja kalau aku posting langsung, kan biar beritanya jadi “wah” gitu. Meskipun nggak penting juga, but keep posting aja.
                Ni berawal siang hari, waktu itu aku lagi nyari-nyari gitas akustik. Nah, buat apa aku nyari gitar segala? Tau sendiri kan aku dulunya suka nge-band so dikit-dkit masih bisa gitaran walopun bertahun tak jumpa dengan gitar. Bener, gitar ini jadi salah satu instrumen untuk ngejalanin plan B! Hehe, alias sama kayak judul di atas.
                Ceritanya abis nyari gitar kemana-mana, aku akhirnya dapet. Emang bukan gitar sendiri seh, tapi lumayan keren untuk nembak cewek. Lalu aku hubungi si gadis rahasia ini lewat ponsel. Dia kasih lokasi dia. Aku lalu bergegas menuju tempat yang dia maksud.
                Sampai di tempat itu, dia lagi duduk-duduk entah nunggu apaan. Yang pasti tempat makan, dia lagi mandang ke arah jalan. Aku ngumpet-ngumpet dari arah samping (biar ndak ketahuan), awal rencana seh aku mau pake gaya sok blagu jadi pengamen yang nyanyi lagu cinta, hehe.
                Mungkin karena aku emang nekat kali, Ya! Aku langsung jalan dan berdiri tepat di hadapannya, dan aku langsung nyanyi pake suara sok-sok merdu. Lagunya “kau cantik hari ini” miliknya lobow. Di tengah-tengah lagu aku berhenti nyanyi dan langsung ngomong, “Mau gak jadi pacarku?”, eh orang-orang pada denger terus ngeliatin aku sama dia. Dia Cuma senyum-senyum lalu ngangguk, “Iya.”
                Hahahahaha... Akhirnya setelah menunggu sekian lama dari menjadi pemuja rahasia dan akhirnya sekarang.. Nggak kebayang! Kayak terbang ke langit ke tujuh. Mungkin iklannya fanta kalah, kalau fanta naik paus akrobatis, aku naik gajah akrobatis deh!
                Tiba-tiba..
“Banguun!”
                “Oaaa...”  Ha? Kenapa? Wah ternyata semua ini hanya mimpi! Hehe..

Kamis, 02 Februari 2012

Tahu petis: Lucky Moment


                Iseng-iseng baca majalah, ada satu halaman khusus yang ngebahas tentang “lucky moment”. Di majalah itu, ada kuesioner sederhana untuk para remaja tentang lucky moment mereka. Ada yang nulis lucky moment waktu selamat dari kecelakaan, dapet makan gratis, dapet pacar, dan lain-lain.
                Namun dari semua pendapat mereka, ada satu pendapat yang paling aku sukai.
                “Bagiku setiap hari itu lucky moment.” Pendapat seorang pemuda, dari cara menjawab dan sekilas profilnya, aku tahu kalo dia punya jiwa seperti saya. Positif thinker
                Aku emang sependapat sama itu orang, bahwa tiap hari itu lucky. Ini yang selalu aku tanamkan di tiap pagi sebelum menjalani aktivitas, bahkan di saat tersulit sekalipun aku selalu berpikir ini adalah lucky momenku.
                Contohnya aja, kejadian minggu ini. Kejadian yang membuat miris sebagian besar temenku di FK dan aku sendiri juga bingung kenapa bisa coba ini keadaan dateng ke aku. Ini berawal ketika aku dapet nilai A untuk mata kuliah agama..
                “Njung, kamu udah ujian akhir agama?” Waktu itu aku lagi diskusi sama sohib setia, Tunjung. Oh, iya tentang si Tunjung belum aku bahas detail, Ya? Kapan-kapan aku bahas.
                “Udahlah, emang kenapa? Aku selalu ngikutin keadaan.” Nah sekilas aja, Tunjung ini orangnya selalu ‘terpaku’ pada aturan dan pasti mengikuti alur, cenderung monoton
                “Aku belum ujian, kira-kira gimana, Ya?”
                “Cepet di urus, ntar nilaimu dapet D! Kalo kamu dapet D, kamu bakal ulang modul dan bayar lagi! Eh, kemaren waktu ujian kamu kemana?” Tanya dia heran
                Nah, karena Tunjung nanya kayak gitu, aku jelasin bahwa aku nggak ikut ujian karena malem harinya & pagi harinya aku enggak belajar. Bahkan aku baru tahu ada ujian pagi hari dapet SMS dari temen.
                “Daripada aku nggak bisa ngerjain, mending aku nggak masuk sekalian, Njung! Cukup waras, Kan?” Hehe
                Kira-kira seperti itu, diskusi aku & Tunjung. Lebih tepat antara si pematuh aturan dan si tidak taat aturan. Lintang & Mahar, Ikal & Arai, Tunjung & aku
                Selang hari berganti, pasti kalian tahu apa yang aku lakuin. Aku ikut ujian susulan sesuai jadwal dan berhasil mengerjakan semua soal tanpa terkecuali! Dan si Dosen memujiku dengan kalimat, “Selamat anda tertipu, saya itu Riyan, mana mungkin se-rajin itu sampai mengikuti susulan! hehe” .
                Emang dasar diriku yang ceroboh ini, sampai lupa kalau aku belum ujian! Dan hari pengumuman nilai itu pun datang. Di saat semua temen FK menanti kepastian nilai, aku malah enggak tahu hari itu pengumuman dan di tempel dimana ini nilai, hehe
                “Yan, nilai akhirmu dapet A!”
                Aku bingung sama apa yang diomongin temenku, ini bercanda apa gimana, orang aku aja nggak ikut ujian waktu itu plus aku nggak ngerjain tugas makalah syarat ujian apalagi aku kan di cap sering telat sama dosen!
                “Kamu bohong, Kan? Aku mau daftar remidi, kok.”
                “Aku yang lihat nilaimu, aku aja AB.”
                Ndak perlu lah aku tulis percakapan dengan temenku ini, karena isinya Cuma dua kalimat sakti, “Yang bener?” dan satu lagi “Ya!”
                Memang aneh, aku sendiri merasa ini kurang adil, Namun gimana adilnya coba? Masih mending kalau aku dapet nilai C, nah ini nggak ikut ujian bisa dapet A. Dan jika semua temanku bertanya apa rahasianya, selalu aku jawab “banyakin aja sodakoh! Biar dapet lucky moment tiap hari!” Hehe..
                Nggak percaya? Silahkan coba

Rabu, 01 Februari 2012

Tahu petis; Jangan percaya sama Dokter


Kalo ngebaca judul tulisan gue di atas, emang sih terlalu subjektif. Banyak dari kalian pasti berpikir ngapain coba aku ngasih judul diskriminatif? Tenang, tenang.. Aku enggak mau mempengaruhi kalian biar nggak percaya dokter, itu salah besar! Hehe.. Ingat istilah “don’t judge the book by the cover?”
                Kalo aku sih jujur nggak setuju sama istilah itu. Bagaimanapun cover itu nomor satu, banyak buku jelek yang ke  jual gara-gara covernya bagus. Right? So, aku buat judul yang aneh biar kalian ketipu dan jika kalian membaca sampai di sini, SELAMAT ANDA TERTIPU, hehe
                Nah, berkaitan dengan judul di atas ada satu pengalaman ceroboh gue waktu SMA. Sebenernya aku enggak mau nulis tentang pengalaman ini karena aku sangat malu dengan yang ini! But, untuk pembelajaran sekalian pembaca tahupetis nggak apa lah.
                Ini bermula ketika gue kena penyakit yang aku sendiri tak ingin membahasnya lagi, sedikit ilfil jika mengingatnya. Yup, ini penyakit kulit yang ditularkan oleh kakakku karena aku pake handuknya, alias PANU! Hehe, Jangan ngakak!
                Nah, karena Mama pengin serangan panu ini segera lenyap, beliau nyuruh aku biar pergi ke dokter aja 
                “Yan, udah kamu ke dokter aja. Ntar sore mama anter! Ke dokter spesialis kulit dekat perempatan situ. Itu pinter dokternya.” Kata beliau sambil ngolesin obat panu di punggungku.
                “Ah, buat apa, Ma? Cuma kayak gini doing, Kok!”
                “Bukan gitu, masalahnya kulitmu item, jadi kalo ada panunya kelihatan!”
                Memang dari dulu aku gak percaya yang namanya dokter. Apalagi kalau hanya terkena penyakit kecil, aku lebih percaya pada apoteker. Secara logis aku berpikir, “Kan apoteker lebih tahu jenis-jenis obat dan gunanya? Terus dokter ngapain?” Itu pendapatku dulu sebelum jadi calon dokter
                Ini didukung pengalaman waktu adik lagi sakit panas, waktu itu Mama Tanya ke saudara yang jga dokter. Dan apakah kalian tahu apa obat yang dianjurkan dokter itu? Hanya parasetamol. Aku yang masih SMA juga bisa kalo Cuma ngomong, “kasih parasetamol aja!”
                Lalu, karena aku percaya apoteker, aku mau coba nih, BEROBAT KE APOTEKER, hehe. Mungkin aja jadi inovasi terbaru di bidang kesehatan
                “Mbak, obat buat “tiiit” apa?” Tanyaku di apotek deket rumah
                “Oh, mau yang oles apa minum?”Kata mbak apoteker. (Aku heran, kenapa apoteker di apotek kebanyakan cewek, Ya?)
                “Dua-duanya aja, biar langsung ces pleng!”
                “Oh, ini obatnya gini bla bla bla..”  Si Mbak tadi jelasin ke aku dengan rinci, dia ngasih berapa kali aku harus minum, dan lain-lain. Sampai di sini aku mikir, “Bener perkiraanku, apoteker itu sama aja dokter. Ntar aku pamerin ke Mama!”
                Sepulang dari rumah, aku jelasin ke Mama, tentang kelebihan berobat ke apoteker. Dan aku tunjukin sebungkus antibiotic hasil berobatku ke apoteker. Oh, iya satu kelebihan apoteker lagi, dia bisa member obat tanpa menginterogasi dan mengecheck penyakit pasien.
                “Jangan sembarangan minum antibiotic, Yan! Harus dengan resep dokter” Kata mama ngingetin
                “Ah, tenang aja, Ma..” Aku dengan santai menepis semua keraguan mama.
                Dan setelah itu aku minum itu antibiotic. Awalnya aku minum teratur, sehari sekali. Namun, di tengah jalan karena aku males & ngerasa udah mulai baikkan, aku bolong-bolong minum si antibiotic.
                “Bener, kan Ma? Apa kata Riyan..” Aku nunjukin hasil berobat ke apoteker.
                Mama hanya tersenyum mendengar anaknya bahagia.
                …
                Sekarang setelah aku masuk Fakultas Kedokteran & mendalami tentang segala penyakit serta ANTIBIOTIK yang dulu pernah gue minum sembarangan itu..
                “Dek, minum antibiotic itu harus tepat! Harus teratur dan dengan resep dokter, jika tidak mikroorganisme yang menyerang tubuh bakal resisten atau kebal terhadap antibiotic golongan yang diminum dan golongan dibawahnya.” Penjelasan dosen pakar antibiotic di kuliahku.
                “Artinya? Dulu aku minum antibiotic sembarangan, karena aku nggak percaya dokter. Secara teori, mikroorganime dan segala bakteri tubuhku sudah kebal terhadap antibiotic  golongan yang dulu aku minum. Padahal waktu itu aku minum antibiotic golongan tinggi!” Shocked
                Namun, jangan panggil aku Riyan kalau aku takluk dengan teori itu. Bagiku tubuhku resisten terhadap segala bakteri, dan kebal, hehe.
                Mekanisme tubuh itu hanya dokter yang lebih tahu dibanding tenaga kesehatan lainnya, apoteker contohnya. Dan sebaiknya jangan menganggap remeh obat-obatan yang akan masuk ke tubuh, karena mekanisme tubuh itu rumit, tidak seperti yang aku bayangin waktu SMA.
               Dan saranku, jangan percaya dokter kalo pengen bakteri di tubuh kebal sama antibiotik dan bakal menggerogoti tubuh sampai habis tanpa ada obat (antibiotik) buat bakteri tadi.

 Aku tahu itu setelah aku masuk dunia kedokteran..

Selasa, 31 Januari 2012

Semangat Menulis Anak Muda


Judulnya sama perkembangan postingan blog catatantahupetis kok berbeda, Ya? Udah 4 hari aku enggak nulis di blog. Nah, sebenarnya penulis sendiri bukannya males nulis atau udah pergi dari dunia kepenulisan, dan bukan juga masalah ujian-ujian yang menerpa menghambat atau kehabisan ide. Namun karena penulis lagi menggarap catatan yang lain, yang  bercerita kisah perjalanan penulis sewaktu menjelajahi Kota yang Bercahaya dan Kota sejuta Malaikat, Madinah Makkah. InsyaAllah bakal dikirim ke penerbit buku. Masalah diterima atau tidak, terbit atau tidak itu urusan belakangan. Yang pasti semangat anak muda untuk menulis masih ada dan belum padam!

Nantikan saja catatanku yang baru ini, semoga jadi buku & mohon doanya ^^

Kamis, 26 Januari 2012

Tahu petis; nilai kehidupan part 2


                Di kehidupan ini selalu ada yang menjadi idola kita, untuk dijadikan patokan tersendiri, mungkin untuk mensinkronkan dengan tujuan hidup dan hakikatnya.
                Selain dari lingkungan agama dan keluarga, ada dua orang yang sangat memotivasi semangat dan hidupku. Dan secara langsung maupun tidak, dua orang itu sebenarnya yang telah menyuntikkan virus-virus semangatnya dalam tubuhku, hingga berkembang sangat pesat.
                Siapa dia? Pertama dia adalah Bambang Pamungkas. Tau? Pemain sepak bola Indonesia yang kataku, “Dia yang terbaik.” Terlalu berlebihan emang, sih. Secara kasat mata aku emang subjektif menjudge dia sebagai orang yang berpengaruh. Namun ini semua juga berhubungan dengan hobiku, sepak bola.
                Di sini, aku enggak mau bahas lebih jauh tentang sepak bola. Tapi aku baal kupas tentang si Bambang ini. Mungkin banyak dari pembaca yang enggak kenal sosoknya, benar? Silahkan lihat tulisan “siapa aku” di kolom atas blog ini, dan anda akan menemukan fotonya, hehe
                Nah, kenapa aku sangat respek pada Mas Bambang? Aku emang enggak pernah ketemu. Ngelihat orangnya pun hanya dari tivi, plus tau kepribadiannya pun Cuma dari buku biografinya, “ketika jemariku menari
                Namun, hanya dari kutipan-kutipan yang telah saya sebut di atas, saya yakin dia BERBEDA. Pertama, silahkan lihat cara dia bermain bola. Satu-satunya pemain yang menggunakan kaos dimasukkan rapi tiap pertandingan, satu-satunya pemain yang tidak pernah mendapat kartu merah, jika pernah itupun hanya sekali-dua kali, wajar untuk manusia.
                Jika kita tengok catatan biografinya yang ia tulis sendiri, “ketika jemariku menari” anda akan di bawa ke masa kecil Bambang, mulai dari merajut mimpi hingga terbang ke Belanda bertemu pemain legendaris Jerman, Deisler, dan akhirnya kembali ke Indonesia dan hanya membela satu klub Indonesia yang menandakan kesetiaan, “PERSIJA JAKARTA”
                Aku sendiri sebenernya suka tulisan, sastra sebenarnya aaku sangat respek, namun ketika anda membaca tulisan mas Bambang, anda akan berpikir bahwa saya dilahirkan sebagai pemain sepak bola!
                Ada satu kata legendarisnya yang paling JANTAN menurutku, “saya tegaskan saya adalah generasi yang gagal!” Kata dia, ketika tidak mampu mempersembahkan gelar apapun kepada Indonesia.
                Orang kedua yang mempengaruhi cara pandang saya, adalah Arai. Tau? Yah, dia lah Arai SANG Pemimpi. Seorang yang menurutku bodoh, gila, sinting, urak, berani, tegar, tegas, dan sangat yakin bakal menaklukan dunia! Yah, saya suka dia, melebihi bambang pamungkas sebenarnya. Saya suka cara memandang dia tentang dunia, dia sangat berbeda dengan arus kebanyakan orang dan ia melawan.
                Jujur, aku pingin banget ketemu dia waktu dia masih muda terus menamparnya tepat di pelipis kanannya dan berkata, “KAU GILA!” Haha, aku akui tulisan-tulisanku ini di catatantahupetis sangat dipengaruhi dia, dan semua perbuatanku yang semrawut, aneh, nyeleneh dia yang tularkan. Namun secara tak langsung hakikat kehidupan dia juga tularkan yaitu tentang MIMPI. “Bermimpilah, maka Tuhan akan merangkul mimpi-mimpimu.” Ingat? Aku pun sependapat
                Kelak aku sangat yakin jika aku bakal jadi orang besar, dan ketika ada suatu kesempatan untuk bertemu Arai yang asli di kehidupan nyata ini aku tegaskan bahwa aku menolak. Kenapa? Bukankah aku menyukai cara pandangnya? Emang, sih aku suka. Tapi jauh di dalam diriku, aku bukan dia. Aku itu diriku sendiri, mau ketemu dia atau tidak itu tidak penting karena aku adalah aku. Menjadi diriku yang sederhana dan apa adanya.
                Namun Orang Indoensia terlalu remeh mengartikan kata sederhana. Di konsepkan bahwa sederhana itu kecil, tak berarti atau apalah. Namun bagiku sederhana itu pengartian lain dari kata yang tak bisa diucap, yang berarti berharga. Dan itu bukan Arai, namun aku. Menjadi aku yang sederhana  

Selasa, 24 Januari 2012

tahu petis; pelajaran kehidupan


                Kehidupan itu nggak pernah yang namanaya statif, Yang namanya hidup itu selalu berjalan, seperti roda, kadang di atas & kadang di bawah. Ini juga terjadi sama yang namanya kepala gue, kadang kegedean gara-gara nahan overdosis ge-er & kadang kekecilan karena kena masalah yang bikin nyesek. Fenomena ini bahkan kejadian di diriku nggak ada 24 jam berselang.
                Ini berawal dari kejadian tadi malem, karena malem-malem aku laper, maka aku ajakin adik, Ratna untuk makan di luar. Nah, si Ratna yang badannya gendut itu rajin banget makan yang namanya fast food, jadi dia maksa untuk makan di kentucky gitu. Sekalian deh, aku bawa laptop. Itung-itung buat ngenet gratis, wifi must go on.
                Nah, waktu di jalan, entah gara-gara gelap tanpa penerangan jalan atau lampu motorku yang kurang aki mungkin, aku nggak terlalu ngeliat ke arah jalan..
                “Cuuss—pleeeng.”
                Eh, si vivi (motor  vixionku; namanya vivi) nabrak batu gede-gede di tengah jalan! Hampir aja aku jatuh dari motor bareng Ratna
                “Bang, bisa nyetir motor apa enggak, Sih?”
                “Bukan Mas, dek! Itu liat di belakang banyak batu di jalan, udah kamu singkirin tuh batu-batu.” Lalu motorku aku pinggirin, nunggu Ratna ngebuang batu-batu. Hehe, itung-itung amal deh!
                Eh, mungkin lagi apes dobel ya, Udah hampir jatoh dari vivi, malah si vivi sekarang sakit. Standar samping si vivi eror, bautnya jadi nggak kenceng. Jadi klewer-klewer deh! Plus mesinnya kegesek sama si batu nakal tadi
                Nah, ini yang bikin aku nyesek di kepala. Shocked. Apalagi harus nahan standar samping motor pake kaki kiri biar nggak oleng, padahal jaraknya buat balik ke rumah 2 kilo! Buset
Nggak sampe di sini ceritanya. Pagi harinya, aku ada panggilan dadakan buat reuni sama temen-temen SMA. Nah, langsung deh aku siap-siap mandi, makan, minum, gosok gigi, dan nggak lupa dandan, hehe. Kali aja temen gue dulu ada yang naksir ama gue, ngarep! Hush, eh ada si “z” woy
“Eh, si vivi, Kan masih sakit! Wah gimana nih, masa nggak bisa reunian.” Nah, aku kepikiraan nih ama si vivi sayang, gimana coba? Mau ngebengkelin? Nggak sempet!
Ups, jangan bosen dulu baca kisahnya.
Ngliatin nasi bungkus yang dibeli mama dari pasar, dengan tali karet kuning. “Aha!” Jangan panggil gue Riyan kalo gue nggak punya sejuta akal, kalo Aladin punya seribu akal gue punya sejuta, hehe.
Cap-cus aku ambil karetnya & aku tali di standar samping vivi dan kopling belakang.

nih penampakan dari standar samping vivi..


“Udah, ah nggak apa-apa, yang penting kumpul dulu sama temen lama!”
Sampai di sekolah, hmm. Nggak ada yang spesial. Masih kayak dulu, tapi ngingetin banget sama kejadian-kejadian konyol waktu SMA. Mungkin kalo dibahasakan penyair kayak shAKESPEARE, “MEMOAR YANG MEMBARA DI KUNCUP INGATAN.”
Ketika aku masuk di lorong sekolah, tiba-tiba..
“Mas, dokter...”
“Mas Riyan..”
“Mas, sini mas.. kamu di cari sama si ‘A’.” Dan teriakan ALAY lainnya
Wah, ternyata adik-adik kelasku di SMA kena syndrom ngefans sama aku apa, Ya? Nggak nyangka mereka nyambut meriah banget diriku. Dan denger-denger satu di antara mereka ada yang ngebet suka alias demen sama diriku. Wow!
Aku? Apa coba yang dapat dibanggakan dari aku? Wajah udah ganteng, motornya vivi, kuliah kedokteran, berbakti sama orang tua, hehe. Malah nyombong, enggak sih, aku nggak seperti itu. Hanya anak biasa yang wajah pas-pasan, terus otaknya nyinting, tapi tingkahnya nyyeleneh, semrawut, gegabah! Hehe.
“Dek, aku duluan ke sana, Ya. Aku mau ketemu temenku dulu.” Kataku singkat ke para fans baruku ini, dalem hati aku mikir, “Di kampus aku punya fans, eh di sini juga ada fansku, hehe. Emang hidup itu yang penting hepi-hepi.”
Karena aku masihb di liatin adik kelasku, aku jalan dengan gaya yang super sok. Kayak kapiten deh, maklum JAIM
Nah, bener kan apa kataku? Hidup itu kadang di atas dan kadang di bawah. So, yang terpenting adalah menikmatinya