Kamis, 26 Januari 2012

Tahu petis; nilai kehidupan part 2


                Di kehidupan ini selalu ada yang menjadi idola kita, untuk dijadikan patokan tersendiri, mungkin untuk mensinkronkan dengan tujuan hidup dan hakikatnya.
                Selain dari lingkungan agama dan keluarga, ada dua orang yang sangat memotivasi semangat dan hidupku. Dan secara langsung maupun tidak, dua orang itu sebenarnya yang telah menyuntikkan virus-virus semangatnya dalam tubuhku, hingga berkembang sangat pesat.
                Siapa dia? Pertama dia adalah Bambang Pamungkas. Tau? Pemain sepak bola Indonesia yang kataku, “Dia yang terbaik.” Terlalu berlebihan emang, sih. Secara kasat mata aku emang subjektif menjudge dia sebagai orang yang berpengaruh. Namun ini semua juga berhubungan dengan hobiku, sepak bola.
                Di sini, aku enggak mau bahas lebih jauh tentang sepak bola. Tapi aku baal kupas tentang si Bambang ini. Mungkin banyak dari pembaca yang enggak kenal sosoknya, benar? Silahkan lihat tulisan “siapa aku” di kolom atas blog ini, dan anda akan menemukan fotonya, hehe
                Nah, kenapa aku sangat respek pada Mas Bambang? Aku emang enggak pernah ketemu. Ngelihat orangnya pun hanya dari tivi, plus tau kepribadiannya pun Cuma dari buku biografinya, “ketika jemariku menari
                Namun, hanya dari kutipan-kutipan yang telah saya sebut di atas, saya yakin dia BERBEDA. Pertama, silahkan lihat cara dia bermain bola. Satu-satunya pemain yang menggunakan kaos dimasukkan rapi tiap pertandingan, satu-satunya pemain yang tidak pernah mendapat kartu merah, jika pernah itupun hanya sekali-dua kali, wajar untuk manusia.
                Jika kita tengok catatan biografinya yang ia tulis sendiri, “ketika jemariku menari” anda akan di bawa ke masa kecil Bambang, mulai dari merajut mimpi hingga terbang ke Belanda bertemu pemain legendaris Jerman, Deisler, dan akhirnya kembali ke Indonesia dan hanya membela satu klub Indonesia yang menandakan kesetiaan, “PERSIJA JAKARTA”
                Aku sendiri sebenernya suka tulisan, sastra sebenarnya aaku sangat respek, namun ketika anda membaca tulisan mas Bambang, anda akan berpikir bahwa saya dilahirkan sebagai pemain sepak bola!
                Ada satu kata legendarisnya yang paling JANTAN menurutku, “saya tegaskan saya adalah generasi yang gagal!” Kata dia, ketika tidak mampu mempersembahkan gelar apapun kepada Indonesia.
                Orang kedua yang mempengaruhi cara pandang saya, adalah Arai. Tau? Yah, dia lah Arai SANG Pemimpi. Seorang yang menurutku bodoh, gila, sinting, urak, berani, tegar, tegas, dan sangat yakin bakal menaklukan dunia! Yah, saya suka dia, melebihi bambang pamungkas sebenarnya. Saya suka cara memandang dia tentang dunia, dia sangat berbeda dengan arus kebanyakan orang dan ia melawan.
                Jujur, aku pingin banget ketemu dia waktu dia masih muda terus menamparnya tepat di pelipis kanannya dan berkata, “KAU GILA!” Haha, aku akui tulisan-tulisanku ini di catatantahupetis sangat dipengaruhi dia, dan semua perbuatanku yang semrawut, aneh, nyeleneh dia yang tularkan. Namun secara tak langsung hakikat kehidupan dia juga tularkan yaitu tentang MIMPI. “Bermimpilah, maka Tuhan akan merangkul mimpi-mimpimu.” Ingat? Aku pun sependapat
                Kelak aku sangat yakin jika aku bakal jadi orang besar, dan ketika ada suatu kesempatan untuk bertemu Arai yang asli di kehidupan nyata ini aku tegaskan bahwa aku menolak. Kenapa? Bukankah aku menyukai cara pandangnya? Emang, sih aku suka. Tapi jauh di dalam diriku, aku bukan dia. Aku itu diriku sendiri, mau ketemu dia atau tidak itu tidak penting karena aku adalah aku. Menjadi diriku yang sederhana dan apa adanya.
                Namun Orang Indoensia terlalu remeh mengartikan kata sederhana. Di konsepkan bahwa sederhana itu kecil, tak berarti atau apalah. Namun bagiku sederhana itu pengartian lain dari kata yang tak bisa diucap, yang berarti berharga. Dan itu bukan Arai, namun aku. Menjadi aku yang sederhana  

2 komentar:

Annur Shah mengatakan...

aku jadi pengen tahu petis kekkeke

Arai sama si bambang emang beda...

heheh tapi mungkin lebih dominan jadi sapa dunk?? kekekk..

Motivasinya kuat yah...
smoga bisa menjadi keduanya...

huuh kapan2 bagi2 petisnya sini...

Riyan Arrizal mengatakan...

hehehe, lebih dominan syp ya? :)

okeee, main ke semarang dong