Di
kehidupan ini selalu ada yang menjadi idola kita, untuk
dijadikan patokan tersendiri, mungkin untuk mensinkronkan dengan tujuan hidup
dan hakikatnya.
Selain
dari lingkungan agama dan keluarga, ada dua orang yang sangat memotivasi
semangat dan hidupku. Dan secara langsung maupun tidak, dua orang itu
sebenarnya yang telah menyuntikkan virus-virus semangatnya dalam tubuhku,
hingga berkembang sangat pesat.
Siapa
dia? Pertama dia adalah Bambang
Pamungkas. Tau? Pemain sepak bola Indonesia yang kataku, “Dia yang
terbaik.” Terlalu berlebihan emang, sih. Secara kasat mata aku emang subjektif
menjudge dia sebagai orang yang berpengaruh. Namun ini semua juga berhubungan
dengan hobiku, sepak bola.
Di
sini, aku enggak mau bahas lebih jauh tentang sepak bola. Tapi aku baal kupas
tentang si Bambang ini. Mungkin banyak dari pembaca yang enggak kenal sosoknya,
benar? Silahkan lihat tulisan “siapa aku” di kolom atas blog ini, dan anda akan
menemukan fotonya, hehe
Nah,
kenapa aku sangat respek pada Mas Bambang? Aku emang enggak pernah ketemu. Ngelihat
orangnya pun hanya dari tivi, plus tau kepribadiannya pun Cuma dari buku
biografinya, “ketika jemariku menari”
Namun,
hanya dari kutipan-kutipan yang telah saya sebut di atas, saya yakin dia
BERBEDA. Pertama, silahkan lihat cara dia bermain bola. Satu-satunya pemain
yang menggunakan kaos dimasukkan rapi tiap pertandingan, satu-satunya pemain
yang tidak pernah mendapat kartu merah, jika pernah itupun hanya sekali-dua
kali, wajar untuk manusia.
Jika
kita tengok catatan biografinya yang ia tulis sendiri, “ketika jemariku menari” anda akan di bawa ke masa kecil Bambang,
mulai dari merajut mimpi hingga terbang ke Belanda bertemu pemain legendaris
Jerman, Deisler, dan akhirnya kembali ke Indonesia dan hanya membela satu klub
Indonesia yang menandakan kesetiaan, “PERSIJA JAKARTA”
Aku
sendiri sebenernya suka tulisan, sastra sebenarnya aaku sangat respek, namun
ketika anda membaca tulisan mas Bambang, anda akan berpikir bahwa saya dilahirkan
sebagai pemain sepak bola!
Ada
satu kata legendarisnya yang paling JANTAN
menurutku, “saya tegaskan saya adalah generasi yang gagal!” Kata dia, ketika
tidak mampu mempersembahkan gelar apapun kepada Indonesia.
Orang
kedua yang mempengaruhi cara pandang saya, adalah Arai.
Tau? Yah, dia lah Arai SANG Pemimpi. Seorang yang menurutku bodoh, gila, sinting,
urak, berani, tegar, tegas, dan sangat yakin bakal menaklukan dunia! Yah, saya
suka dia, melebihi bambang pamungkas sebenarnya. Saya suka cara memandang dia
tentang dunia, dia sangat berbeda dengan arus kebanyakan orang dan ia melawan.
Jujur,
aku pingin banget ketemu dia waktu dia masih muda terus menamparnya tepat di
pelipis kanannya dan berkata, “KAU GILA!” Haha, aku akui tulisan-tulisanku ini
di catatantahupetis sangat dipengaruhi dia, dan semua perbuatanku yang
semrawut, aneh, nyeleneh dia yang tularkan. Namun secara tak langsung hakikat
kehidupan dia juga tularkan yaitu tentang MIMPI. “Bermimpilah, maka Tuhan akan merangkul mimpi-mimpimu.” Ingat? Aku
pun sependapat
Kelak
aku sangat yakin jika aku bakal jadi orang besar, dan ketika ada suatu kesempatan
untuk bertemu Arai yang asli di kehidupan nyata ini aku tegaskan bahwa aku
menolak. Kenapa? Bukankah aku menyukai cara pandangnya? Emang, sih aku suka.
Tapi jauh di dalam diriku, aku bukan dia. Aku itu diriku sendiri, mau ketemu
dia atau tidak itu tidak penting karena aku adalah aku. Menjadi diriku yang
sederhana dan apa adanya.
Namun
Orang Indoensia terlalu remeh mengartikan kata sederhana. Di konsepkan bahwa
sederhana itu kecil, tak berarti atau apalah. Namun bagiku sederhana itu
pengartian lain dari kata yang tak bisa diucap, yang berarti berharga. Dan itu
bukan Arai, namun aku. Menjadi aku yang sederhana
2 komentar:
aku jadi pengen tahu petis kekkeke
Arai sama si bambang emang beda...
heheh tapi mungkin lebih dominan jadi sapa dunk?? kekekk..
Motivasinya kuat yah...
smoga bisa menjadi keduanya...
huuh kapan2 bagi2 petisnya sini...
hehehe, lebih dominan syp ya? :)
okeee, main ke semarang dong
Posting Komentar