Assalamualaikum,
Welcome di tulisan si tahupetis
yang ke sekian kalinya. Sudah tulisan ke berapa, Ya? Haha, yang pasti dunia
tulis-menulis tak akan mudah sirna dari yang namanya penyuka makanan tahu petis
ini! Oke, kali ini saya ingin berbicara masalah... Apa, Ya? Mati ide. Ups,
jangan sampai, jangan sampai berkata mati ide! Itu adalah pantangan terbesar
untuk seorang penulis bebas macam diriku ini.
Sore hari tadi, aku lagi
pusing-pusingnya ngurusin tugas anatomi yang banyak banget. Mau tahu bagaimana
banyaknya? Tak perlu pendeskripsian yang panjang ya, yang pasti ini cukup untuk
membuatku tidur jam tiga pagi dan bangun pagi-pagi untuk kejar kuliah plus ada
respon! Wow banget, kan?
Ups, balik ke soal sore tadi.
Nah, di saat sedang menggalaunya diriku, aku jalan dengan gaya cool-ku (ini sok
cool, eh, karena ada kakak kelas yang cantik lewat) dan mungkin Allah
menciptakan aku dengan khasnya yang salting alias salah ningkah waktu itu, jadi
aku tengak-tengok nggak jelas sok memalingkan pandangan padahal aku curi
pandang. Hehehe. Tapi berkat salah curi pandang ini aku ngelihat suatu poster
yang, ini dunia gue banget! Ada lomba nulis coy, untuk anak kampus Unissula
pula!
Usai aku baca-baca, ternyata
isinya lomba buat artikel gitu yang temanya “budaya cyber islamic” atau ya
itulah. Nah, jika bicara masalah lomba gak afdol kalau gak lihat nilai
hadiahnya. Stelah aku cek, lumayanlah walau nggak besar amat. Hehehe. Mata langsung berbinar ijo
ngeliatinnya.
Langsung deh aku kepikiran mau
nulis apa tentang yang islam-islam mau aku sangkutin kayak layangan nyantol di tiang
listrik, yang hubungannnya islam sama internet. Dari sore tadi sampe malem gini
otakku nggak konek juga buat tulisan yang bisa bikin jurinya klepek-klepek,
wajarlah aku juga nggak terlalu pinter agama.
Karena frustasi itu, makanya aku
jadi ngantuk di malem ini dan hampir aja aku nggak jadi nulis. But, something
tiba-tiba aja terlintas dipikiranku. Yah, memang kelihatan biasa aja, “daripada
mikirin hadiah, mending have fun aja nulis, kayak Riyan yang kayak biasanya”
SANG PENULIS, hahaha..
Lama juga aku nggak nulis di
dunia cyber ini, sebenarnya banyak juga lho tulisan & pendapatku yang
berkaitan dengan islamic di blog ini. But, udahlah ini udah ganti tema, “cyber
islamic budaya.”
Nulis? Why not?
Adakah diantara kita yang sering nulis? Aku yakin pasti
kita semua yang khususnya pelajar bakal ngejawab, “sering!” Gimana nggak coba?
Tiap hari aja makan tulisan yang harus di tulis entah itu tugas, atau ujian
atau surat cinta, hehe. Stop, maksudnya surat cinta untuk orang tua.
Nulis itu sesuatu yang paling membosankan di dunia
setelah menunggu. Menulis itu lebih berat daripada berlarian mengoper bola,
lalu menyundul bola di lapangan sepakbola siang hari bolong, atau balapan
renang yang panjang. Nggak percaya? Silahkan cek kebenarannya, saya yakin
survey pun jika ada bakal menolak untuk yang namanya nulis.
So, nulis itu membosankan, ya? Nulis emang membosankan,
tapi itu berlaku buat orang-orang yang nggak tahu betapa menulis itu sesuatu
yang paling indah di dunia setelah wanita. Inget, kan kalau wanita itu
perhiasan dunia?
Pernah kebayang betapa kayanya seorang penulis fiksi
Harry Potter, si JK Rowling itu? Bahkan dengan nulis dia bisa mengalahkan
kekayaan Ratu Elizabeth. Atau tahu yang namanya Andrea Hirata? Dengan menulis
dia bisa menjadi terkenal dan memberi
manfaat pada orang lain. Pernah denger kan kalau ada pengguna narkoba yang
taubat setelah baca novelnya si Andrea ini? Subhanallah, ini adalah contoh
kecilnya aja!
Kalau untuk gue pribadi, dengan menulis ini adalah cara
having fun termurah sekaligus tersesuatu. Engkau bisa berada di puncak awan
tanpa terbang, engkau bisa berada di kedalaman laut tanpa menyelam, engkau bisa
menelisik rasanya memiliki kekasih tanpa memiliki pun, hehehe.
Sebenarnya nulis itu budaya islam. Islam sebenarnya udah
mendikte seseorang untuk banyak-banyak & rajin-rajin menulis, nggak
percaya? Inget ayat pertama yang turun? “Bacalah.” Inget? Bukankah isinya
perintah agar kita semua banyak membaca, nah kalau nggak ada tulisan apa yang
mau dibaca? Itu simpelnya.
Kalau aku sendiri sebenernya
pengin yang namanya punya buku harian yang istimewa dan bakal aku tulis semua
pemikiran-pemikiran yang spesial pastinya. Itu pasti akan sangat berguna
mengingat aku selalu ingin mengabadikan momen spesialku yang InsyaAllah bisa
jadi pelajaran hidup. Buku harian? Hmm.. Aku menyukainya.
Perkembangan teknologi yang
begitu pesat ditambah arus akses yang tanpa batas tentang privasi dan hal-hal
lainnya telah membuka buku harian menjadi lebih terbuka. Mungkin jarang ukuran
seorang uda semacam aku menggunakan buku harian bersampul dan bertahtakan nama
terang jelas yang tersimpan berbagai kisah dan pelajaran bermakna. Jarang. Di
Era ini, hal semacam itu sudah berganti yang namanya blog!
Era global, internet dan dunia
pun bersatu. Tanpa kesulitan seseorang akan sangat mudah untuk berbagi info
atau file atau pengalaman, kata, tulisan jika dibandingkan denganku. Ini bisa
menjadi jalan yang baik untuk para penulis yang beralih menggunakan media
internet sebagai acuan buku harian mereka, juga aku. Gairah untuk menulis akan
bertambah seiring dengan efek ini.
Ini sebenarnya yang harusnya
dimanfaatkan oleh anak-anak muda yang islam tentunya untuk menyalurkan
inspirasi, motivasi, ide atau gagasan terbaik mereka. Tulisan! Ya, dunia lebih
memandang tulisan ketimbang lainnya, ini masih terbukti hingga sekarang. Tentu
dengan tidak melupakan bagaimana sikap yang berbudaya islami itu sendiri.
Sekarang saya coba untuk bermain
satu permainan dengan anda-anda yang membaca tulisan ini. Coba bayangkan dengan
sederhana jika lebih banyak seseorang yang baik menulis di internet dan tulisan
itu bermanfaat oleh orang lain? Tentunya budaya cyber islami yang juga mengarah
ke buadaya fight to learn by writing bakal maknyuss.. Kapan? Semoga.